Thursday, August 25, 2011

Filantropi

Umat muslim sedunia sebentar lagi akan merayakan Hari Raya Idul Fitri 1432 H, sebuah momentum yang sangat berbeda bagi umat muslim di Indonesia. Karena momentum hari raya ini juga dibarengi dengan momentum pulang kampung, istilah untuk orang-orang perantauan pulang ke kampung kelahiran, berkumpul keluarga dan sanak saudara. Ini tentu sangat unik bagi umat muslim di belahan dunia manapun, dimana pola budaya yang telah berlangsung sudah sangat lama ini juga unik ditiap daerahnya. Sedang disisi lain ada perubahan pola budaya yang juga sangat kontra dengan Islam itu sendiri, yakni kesederhanaan. Ini bisa kita lihat dari meningkatnya konsumsi budaya massa disetiap menjelang Lebaran, bahkan ketika hari-hari pertama puasa berjalan. Mall-mall dan pusat belanja dibanjiri pembeli untuk memborong keperluan rumah tangga, mulai dari mengganti cat rumah; perbaikan sana-sini, belanja kue lebaran dan parcel, baju baru, sepatu baru mungkin hingga mobil baru yang sengaja dibeli menjelang Lebaran dan digunakan untuk pulang kampung bersama keluarga. Ada pergeseran makna puasa dan lebaran setiap tahunnya, dan ditangkap secara baik oleh produsen untuk membuat promosi spesial lebaran dengan membuat discount besar-besaran.Kekhawatirannya adalah masih banyak umat muslim sendiri yang kekurangan pada saat Lebaran, untuk hanya sekedar membeli makanan lebih apalagi untuk keperluan sandangnya.

Saya hanya sedang berpikir berapa banyak uang yang berputar dalam satu bulan menjelang lebaran dan sesudahnya? adakan dalam angka milyaran? atau bahkan Triliyunan? Pernah saya baca bahwa nilai filantrofi masyarakat muslim di Indonesia lebih dari 19 Triliun dalam setahun. Nah, bagaimana seandainya masyarakat merubah pola budaya konsumsi pada setiap lebaran itu, untuk berderma? bersedekah? Karena saya belum yakin bahwa konsep zakat dalam Islam telah diaplikasikan secara maksimal oleh umatnya. Tentu akan muncul angka yang lebih fantastis dan mungkin betul-betul tidak ada orang kelaparan di Indonesia pada saat Lebaran atau pun setiap harinya.

Saya hanya sedang membayangkan tentang suatu empati terhadap persoalan lingkungan sosial, tentang bagaimana kesenjangan sosial begitu terasa setiap tahunnya. Tentang kabar berita pendidikan dan kesehatan yang masih memerlukan perhatian, kita tentu masih ingat beberapa kali sosial media telah mampu meraih ikatan solidaritas kemanusian terhadap bencana-bencana di Indonesia, kasus ketidakadilan seperti Prita, kasus TKI 4 Milyar yang semuanya hanya memerlukan waktu sekejab saja telah mengumpulkan ribuan ton beras, milyaran rupiah, dan ribuan relawan-relawan tanpa pamrih.

Saya hanya ingin melihat Indonesia dengan umat muslimnya yang besar mampu menjawab tantangan zaman dan kapitalisme global? Bukankah Islam memiliki azaz sosial yang paling sosial dari semua mahzab dan terori sosial yang ada? Mungkinkah berderma dapat mendekatkan kita pada sesama? ah sebuah keniscayaan....tapi saya selalu berharap ada perubahan di negeri ini...dan Lebaran mudah-mudahan dapat menjadi makna khusus bagi sesama untuk saling berbagi dan mengembalikan fitrah kita sebagai manusia...

Selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri 1432 H

No comments: