Monday, September 26, 2011

food for art



food for art

food for art, atau kami indonesiakan "pasar seni" memiliki menunjukkan beberapa nama seperti google search, memunculkan: http://pasarseni.net/aboutus.html, http://pasarseni.net/, http://en.wikipedia.org/wiki/Pasar_Seni_LRT_station, http://www.agoda.com/asia/malaysia/kuala_lumpur/attractions/hotels_near_lrt_train_station_pasar_seni.html, http://www.tripadvisor.com/Attraction_Review-g297701-d378979-Reviews-Ubud_Art_Market_Pasar_Seni-Ubud_Bali.html, http://travel.yahoo.com/p-travelguide-2881408-pasar_seni_jakarta-i, http://pasarsenibali.itrademarket.com/.

Selanjutnya apa itu pasar seni, http://www.jakarta-cityhotels.com/hotels/north_jakarta/index.html, http://www.facebook.com/note.php?note_id=403948501663, http://maestroindonesia.com/tours.htm, http://www.travellerspoint.com/guide/Indonesia/, http://sofian.staff.ugm.ac.id/artikel/Liberalisasi-Pendidikan-Tinggi.pdf.

Adalah pasar yang mengakomodasikan kebutuhan terhadap selera pasar yang mempunyai citra rasa seni, kekuatan ekonomi, dan berdampak pada tumbuhnya studio-studio, workshop-workshop untuk melayani permintaan dan kehidupan seniman.

Sehari-hari didalam studio, membuat dan mengerjakan ide-ide visual, seperti layaknya dapur rekaman, memindahkan file kamera ke laboratorium digital; komputer dan internet data base, menyalurkan informasi visual.

Studio produksi...

Celebration: food for art is coming soon....

Thursday, August 25, 2011

Filantropi

Umat muslim sedunia sebentar lagi akan merayakan Hari Raya Idul Fitri 1432 H, sebuah momentum yang sangat berbeda bagi umat muslim di Indonesia. Karena momentum hari raya ini juga dibarengi dengan momentum pulang kampung, istilah untuk orang-orang perantauan pulang ke kampung kelahiran, berkumpul keluarga dan sanak saudara. Ini tentu sangat unik bagi umat muslim di belahan dunia manapun, dimana pola budaya yang telah berlangsung sudah sangat lama ini juga unik ditiap daerahnya. Sedang disisi lain ada perubahan pola budaya yang juga sangat kontra dengan Islam itu sendiri, yakni kesederhanaan. Ini bisa kita lihat dari meningkatnya konsumsi budaya massa disetiap menjelang Lebaran, bahkan ketika hari-hari pertama puasa berjalan. Mall-mall dan pusat belanja dibanjiri pembeli untuk memborong keperluan rumah tangga, mulai dari mengganti cat rumah; perbaikan sana-sini, belanja kue lebaran dan parcel, baju baru, sepatu baru mungkin hingga mobil baru yang sengaja dibeli menjelang Lebaran dan digunakan untuk pulang kampung bersama keluarga. Ada pergeseran makna puasa dan lebaran setiap tahunnya, dan ditangkap secara baik oleh produsen untuk membuat promosi spesial lebaran dengan membuat discount besar-besaran.Kekhawatirannya adalah masih banyak umat muslim sendiri yang kekurangan pada saat Lebaran, untuk hanya sekedar membeli makanan lebih apalagi untuk keperluan sandangnya.

Saya hanya sedang berpikir berapa banyak uang yang berputar dalam satu bulan menjelang lebaran dan sesudahnya? adakan dalam angka milyaran? atau bahkan Triliyunan? Pernah saya baca bahwa nilai filantrofi masyarakat muslim di Indonesia lebih dari 19 Triliun dalam setahun. Nah, bagaimana seandainya masyarakat merubah pola budaya konsumsi pada setiap lebaran itu, untuk berderma? bersedekah? Karena saya belum yakin bahwa konsep zakat dalam Islam telah diaplikasikan secara maksimal oleh umatnya. Tentu akan muncul angka yang lebih fantastis dan mungkin betul-betul tidak ada orang kelaparan di Indonesia pada saat Lebaran atau pun setiap harinya.

Saya hanya sedang membayangkan tentang suatu empati terhadap persoalan lingkungan sosial, tentang bagaimana kesenjangan sosial begitu terasa setiap tahunnya. Tentang kabar berita pendidikan dan kesehatan yang masih memerlukan perhatian, kita tentu masih ingat beberapa kali sosial media telah mampu meraih ikatan solidaritas kemanusian terhadap bencana-bencana di Indonesia, kasus ketidakadilan seperti Prita, kasus TKI 4 Milyar yang semuanya hanya memerlukan waktu sekejab saja telah mengumpulkan ribuan ton beras, milyaran rupiah, dan ribuan relawan-relawan tanpa pamrih.

Saya hanya ingin melihat Indonesia dengan umat muslimnya yang besar mampu menjawab tantangan zaman dan kapitalisme global? Bukankah Islam memiliki azaz sosial yang paling sosial dari semua mahzab dan terori sosial yang ada? Mungkinkah berderma dapat mendekatkan kita pada sesama? ah sebuah keniscayaan....tapi saya selalu berharap ada perubahan di negeri ini...dan Lebaran mudah-mudahan dapat menjadi makna khusus bagi sesama untuk saling berbagi dan mengembalikan fitrah kita sebagai manusia...

Selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri 1432 H

Saturday, August 20, 2011

photo contest for traveller

If you stay at Bali - Indonesia or just traveling for holiday you can save your photographs and choice for photo contest about Transport at Bali...

‘Transport transport’? This will sound familiar to anybody who has ever set foot on Bali. Drivers renting their minivans or jeeps and themselves out to bring you wherever you want to go…Smiling from ear to ear, mimicking a steering wheel with both of their hands…’Transport Transport Mister?’


Transportation is the theme of this photo contest. You can interpret it as widely or narrowly as you want to. It could be vehicles in various states of disrepair, people propped up in a van, animals used as means of transportation or being transported. Funny or sad..standing still in traffic or racing along…it’s up to you!

Read more detail information at: Latitudes



Wednesday, July 27, 2011

News of Media

Is there a more exciting news today than the political news? Who actually created the news?

News and media certainly one unified whole, so that now anyone can proclaim something with his own version. With a record we still adhere to the code of ethics coverage, balanced information, and positive competition.

Internet today has more to offer coverage of space and time are more economical. Access to information becomes easier to accept the reader. Media technology is growing very rapidly as the creation of many new discoveries and innovations. An open society is a new era as to what is called civil society. Society as a controller of a general policy applicable in each country and internationally. The era of openness with the media is a new episode of what the term era of democratization of society. Democracy becomes like a tool for public welfare and the environment and human life in the world.

The problem is that a lot of media work on the interests at play in the economic and political areas. This is an exhausting drama to be observed. Third-world countries, perhaps the victim of media impact, especially when the object of exploitation of the news is not good, as part of the propaganda of international politics.

Well, we kind of thought of international issues. But we must also be prepared with the sophistication of the media in the era of globalization, from which can inform the news media, how long the media can help spread the sad news, disasters, humanitarian news.

Becomes very beautiful when every human being to give attention to each other and share together, maintaining world peace, preserve and interpret the natural life by reaching out to each other. And the media to help convey ideas to bring mutual understanding in addressing the issues of life, not just issues of interest.


Tuesday, July 26, 2011

Jakarta Weather Forecasts





Current conditions as of 1:00 AM WIT
Mostly Cloudy
Feels Like:
86 °F
Barometer:
29.82 in
Humidity:
78 %
Visibility:
3.73 mi
Dewpoint:
73 °F
Wind:
CALM
UV Index:
--
UV Description:
Low
Sunrise:
6:03 AM
Sunset:
5:54 PM

Commemorate Indonesia


Doc. mural (kampoeng) project at the village, Central Java
Indonesia

The diversity of Indonesia because no other group of islands thousands lined up from Sabang to Merauke, like the lyrics of a national song-I forget the title-ed). When done the journey to reach the point of western Indonesia to the most easterly point, it will be spent traveling by air, sea, land, upland, lowland, and the beach. Geographic Indonesia is very attracted foreign countries, with the complexity of the economic, social, political and growing.

According to Wikipedia, the islands that exist in the territory of Indonesia is an archipelago of about 6127 names of islands according to data from research results LIPI 1972. According to the geographical sense, Indonesia is part of the earth that stretches from 95 ° -141 ° East Longitude, and 6 ° North latitude to 11 south latitude. While Indonesia in the sense that the nation's political, economic, and social culture in the region.

Indonesia for the first time the term was invented by an English ethnologist named James Richardson Logan in 1850 in earth science. The term is also used by G.W. Indonesia Earl in the field of ethnology. G.W. Earl calls for residents Melayunesians Indonesians and Malay Archipelago.

The birth of the 3rd Convention of the United Nations (UN) regarding the law of the sea (United Nations Convention on the Law of the Sea / UNCLOS), December 10, 1982, the inception of the law of the sea which recognizes the concept of Island Country. Since 1994, the International Sea Law into effect and from then on all the Indonesian people have the sovereign right to exploit natural resources, including those on the seabed and below. Article 49 of UNCLOS in 1982 declared the sovereignty of the island nation that includes the waters enclosed by the baselines as well as the airspace above and the seabed and and the soil underneath.

History of Indonesia covers a very long time span that began in prehistoric times by the discovery of "Java Man" aged 1.7 million years ago. The period of the history of Indonesia can be divided into five age: pre-colonial era, the emergence of the kingdoms of the Hindu-Buddhism and Islam in Java and Sumatra, which mainly relies on trade; Colonial Era, the entry of the Europeans (especially the Netherlands) wants the spice lead to colonization by Netherlands for about 3.5 centuries between the beginning of the 17th century until the mid-20th century; Era of Independence First, the post-Independence Indonesia (1945) until the fall of Sukarno (1966); Era New Order, Soeharto's 32-year reign (1966 -1998); and the Reform Era that lasted until now.

Indonesia Now, travel range of time 1945 - 2011, where Digital has created human life to bridge the issues of space and time are so extensive.









Monday, July 25, 2011

Hati-hati dengan kamera Anda!

catatan workshop spotlight:

tentang fotografi

Mengenal fotografi saat ini tentu sudah sangat banyak informasinya, berkaitan produk dan teknologinya sudah diaplikasikan dalam berbagai media seperti tentu saja kamera saku digital, kamera handphone dan webcame. Menjadikan fotografi sangat populer dimasyarakat, siapa tidak kenal fotografi? Masyarakat telah mengenal fotografi sejak lama, dari foto yang dibutuhkan dalam berbagai kepentingan seperti pas photo, peristiwa:pernikahan,kelahiran, kematian, dan dokumentasi berbagai kesempatan. Semua orang bahkan bisa menjadi fotografer diera demokratisasi kamera digital dengan hanya mempelajari menu penggunaan teknologinya. Tapi apakah setiap orang dapat menjadi fotografer yang baik dan profesional? Tentu saja tidak semudah itu. Banyak hal yang harus dipelajari untuk menjadi fotografer yang baik dan berkarakter diluar penguasaan teknis, misalnya:

1. melatih sense of interest & memperkaya berbagai disiplin ilmu pengetahuan

2. mempunyai prinsip sehinga mampu berkarya diluar mainstream

3. mempunyai idealisme untuk tetap bisa membedakan bagian mana yang penting dan tidak

Esensi fotografi merupakan kombinasi dari kerja kamera, cahaya dan kemampuan fotografernya.

Kamera tentu saja tidak boleh dipandang sebagai benda atau alat saja, lebih dari dari itu kamera dapat menjadi "senjata" sang fotografer melalui hasil-hasil karyanya. Dikarenakan fotografi merupakan bagian resepresentasi dari kenyataan atau peristiwa yang terekam, fotografi mempunyai peranan cukup besar dalam budaya visual. Fotografi dapat dan mampu mencitrakan opini yang dibangun dibalik pesan fotografisnya.

Banyak peristiwa dibelahan dunia diketahui khalayak dari hasil kerja fotografer, baik tentang keberhasilan, kegagalan, keputusasaan, kebahagiaan, kemenangan, kekakalahan, kemiskinan, kelaparan, bencana dan berbagai peristiwa diatas bumi ini.Kita bisa tahu bagaimana peran media sangat bisa mengendalikan opini dunia, seperti Amerika melalui CNN-nya. Bagaimana peran media begitu besar sehingga "perang media" dapat menjadi perang yang sangat berbahaya, karena dapat membawa opini khalayak banyak. Bagaimana citizen jurnalism berkembang untuk mengimbangi peran media yang terkadang cenderung dikendalikan oleh peran dan kepentingan pemiliknya yang tersangkut kasus-kasus sosial dan negara.

Karena itu ketiga hal diatas (1,2,3 red.) menjadi penting untuk dipelajari sebagai bekal menjadi fotografer yang baik dan berkualitas. Kenapa berkualitas? Kualitas fotografer sebenarnya bukanlah ditentukan oleh bagus tidaknya imaji yang dibuat secara teknis, tetapi lebih dari itu. Karakter karya fotografi-lah yang menentukan apakah karya-karya seseorang itu layak diapresiasi atau tidak.

Dalam dunia fashion misalnya, bagaimana fotografer mempunyai kontribusi besar dalam melahirkan bintang-bintang majalah dan ikon kecantikan. Melalui ide dan gagasan fotografisnya fotografer dapat membangun citra seorang bintang, dan juga melalui kehebatannya fotografer sekaligus bisa menjatuhkan seorang bintang lainnya. Fotografer juga turut melahirkan trend baru dalam dunia fashion.

Selanjutnya apa yang ingin anda lakukan dengan media fotografi dan kamera yang anda miliki?